Senin, 31 Oktober 2016

Pencatatan Biaya Bahan Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik dan Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi Dua Departemen



A.     Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan

1.      Pengumpulan Biaya Produksi pada Metode Harga Pokok Pesanan biaya produksi berdasarkan  pesanan, sedangkan pada Metode Harga Pokok Proses biaya produksi berasarkan  Per departemen produksi per periode akuntansi

2.      Perhitungan harga pokok produksi per satuan, pada Metode Harga Pokok Pesanan, harga pokok produksi berdasarkan total biaya untuk pesanan tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan dalam pesanan bersangkutan dan perhitungan dilakukan saat pesanan selesai diproduksi, sedangkan pada Metode Harga Pokok Proses, harga pokok produksi berdasakan total biaya selama periode tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan selama periode bersangkutan dan perhitungan dilakukan setiap akhir periode akuntansi (akhir bulan)

3.      Penggolongan biaya produksi, pada Metode  Harga Pokok Pesanan, Biaya produksi langsung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dan Biaya produksi tidak langsung dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka, sedangkan pada Metode Harga Pokok Proses, Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi dan sering tidak diperlukan pembedaan biaya produksi (langsung/tidak langsung)

4.      Unsur yang digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik, pada Metode Harga Pokok Pesanan yang termasuk BOP adalah biaya produksi, selain biaya bahan baku & biaya tenaga kerja langsung, sedangkan pada Metode Harga Pokok Proses yang termasuk BOP adalah biaya produksi, selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong & biaya tenaga kerja (baik langsung maupun tidak langsung.


B. Pencatatan Berdasarkan Metode Harga Pokok Proses

Khusus untuk produk diolah lebih dari satu departemen dituliskan departemennnya
·         Pencatatan pemakaian bahan baku
BDP-BBB (Dept-nya)
            Persedian bahan baku
·         Pencatatan pemakaian bahan penolong
BDP-BTK (Dept-nya)
            Persediaan bahan penolong
·         Pencatatan BTK
BDP-BTK (Dept-nya)
            Gaji dan Upah
·         Mencatat BOP
BDP-BOP (Dept-nya)
            Berbagai rekening yang dikredit
·         Mencatat prduk selesai atau ditransfer ke departemen selanjutnya
§  Produk selesai
Persediaan produk jadi
     BDP BBB (Dept-nya)
     BDP BTK (Dept-nya)
     BDP BOP (Dept-nya)
§  Produk yang ditransfer ke departemen selanjutnya
BDP BBB Departemen selanjutnya          
     BDP BBB (Dept-nya)
BDP BTK (Dept-nya)
     BDP BOP (Dept-nya)

1.      Metode Harga Pokok Proses diolah hanya dalam satu departemen > jika tidak ada pesediaan BDP awal dapat dihtung dengan membuat laporan biaya produksi seperti metode harga pokok proses produk diolah lebih dari satu departemen.

2.      Produk diolah lebih dari satu departemen produksi:
a.       Departemen pertama> jika tidak ada persediaan barang dalam proses awal ,maka perhitungan biaya produksi dapat dihitung menggunakn format laporan biaya produksi untuk satu departemen diatas
b.      Departemen Kedua dan seterusnya; jika tidak ada persediaan barang dalam proses awal, maka perhitungan biaya produktif dapat dihitung dengan menggunakan format laporan biaya produksi;
Ø  Unit Ekuivalen           = Unit Produk Selesi + (Unit BDP Akhir x Penyelesaian)
Ø  Hp Per Unit                  =  Total Biaya
                                                                Unit Ekuivalen

Ø  Nilai BDP akhir           = Unit BDP Akhir  x % Penyelesaian  x HP (Per Unit Masing-MasingElemen)
3.         Unit ekuivalen dalam penentuan biaya proses
          Unit Ekuivalen Produksi atau ekuivalen produksi adalah penyetaraan produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi. Terdapat dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi produk dalam proses dengan  unit ekuivalen yaitu:
a.       Aliran Biaya Rata-Rata Tertimbang
Rumus: Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
b.      Aliran Biaya FIFO
Rumus: Produk selesai + (PDP akhir x tingkat penyelesaian) – (PDP Awal x tingkat penyelesaian)










Contoh:









Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena, produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnya tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
a.       Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
b.      Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.



Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A                        Rp 70.000
       Persediaan bahan baku                                                                             Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                       Rp 155.000
      Gaji dan upah                                                                                            Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya over head pabrik departemen A:                      
Barang dalam proses-biaya over head pabrik departemen A   248.000
Berbagai rekening yang dikredit                                                                      Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen B                        Rp 450.000
            Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A                                    Rp  60.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                                   Rp 150.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A                Rp 240.000

Jurnal untuk mecatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam departement A  pada akhir bulan januari.

Persediaan produk dalam proses-department A                                   Rp. 23.000
            Barang dalam proses-biaya bahan baku departement  A                                  Rp.10.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departement A                                  Rp. 5.000
            Barang dalam proses –biaya overhead pabrik departement  A             Rp. 8.000
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departement B
Unsur biaya produksi
total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya produksi per kg
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Rp.270.000
Rp.405.000
27.000
27.000
Rp. 10
Rp.15
Total
Rp.675.000

Rp.25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departement B :
Harga pokok produk selesai yang di transefer departement B ke gudang
Harga pokok dari departement A = 24.000xRp.15
Biaya yang ditambahkan oleh departement B = 24.000xRp.25

Rp.360.000
Rp. 600.000
Total harga pokok produk jadi yang di transfer ke gudang  24.000 x Rp.40
Rp. 960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga poko dari department A = 6.000xRp.15
Biaya yang ditambahkan oleh departement B :
Biaya tenaga kerja
50% x 6.000 x Rp. 10=Rp.30.000
Biaya Overhead pabrik
50% x 6.000 x Rp. 15 =Rp.45.000

Rp.   90.000




Rp.   75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departement B
Rp. 165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif departement B bulan januari
Rp.1.125.000

Jurnal pencatatan biaya produksi departement B :
Jurnal untuk memcatat penerimaan produk dari department A :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departement B                       Rp.450.000
            Barang dalam proses-biaya bahan baku departement A                                   Rp.  60.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departement A                                  Rp.150.000
            Barang dalam proses-biaya oeverhead pabrik departement A              Rp.240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departement B                      Rp.270.000
            Gaji dan upah                                                                                      Rp.270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departement B
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departement B    Rp.405.000
            Berbagai rekening yang dikredit                                                                      Rp. 405.000
Jurnal untuk mecatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departement B ke gudang
Persediaan produk jadi                                                                        Rp.960.000
            Barang dalam proses-biaya bahan baku departement B                                   Rp.360.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departement B                                  Rp.240.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departement B                Rp.360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang beum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari
Persediaan produk dalam proses-departement B                      Rp.165.000
            Barang dalam proses-biaya bahan baku departement B                                   Rp.90.000
            Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departement B                                 Rp. 30.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departement B                Rp.45.000


Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi untuk Perusahaan Manufaktur dengan 2 Departemen/lebih
Departemen A












Departemen B

























Tidak ada komentar: